Kamis, 27 September 2018

Materi SKU Rakit 15 16 dan 17 Tentang UU No 24 Tahun 2009

Assalamualaikum Wr.Wb
Bagi yang sedang mencari materi SKU Rakit tentang Perlakuan lambang Negara, Bendera Indonesia, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya menurut UU No 24 Tahun 2009, Berikut ini Materinya.....

UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan ini disahkan pada 9 Juli 2009. UU 24/2009 ini secara umum memiliki 9 Bab dan 74 pasal yang pada pokoknya mengatur tentang praktik penetapan dan tata cara penggunaan bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu kebangsaan berikut ketentuan – ketentuan pidananya. Setidaknya ada tiga hal tujuan dari dibentuknya UU No 24 Tahun 2009 ini adalah untuk (a) memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; (b) menjaga kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan (c) menciptakan ketertiban, kepastian, dan standarisasi penggunaan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.



UUD 1945 sudah mengatur berbagai hal yang menyangkut tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan, yaitu dalam Pasal 35, Pasal 36 , Pasal 36A , Pasal 36B dan untuk implementasinya kedalam UU diperintahkan melalui Pasal 36 C. Namun demikian Bendera, bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan hingga kini belum diatur secara lengkap dalam sebuah UU. Selama ini pengaturan tentang bendera, bahasa, lambang negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam beragam peraturan perundang-undangan antara lain (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang hanya mengatur tentang kejahatan (tindak pidana) yang menggunakan Bendera Sang Merah Putih; penodaan terhadap bendera negara sahabat; penodaan terhadap Bendera Sang Merah Putih dan Lambang Negara Garuda Pancasila; serta pemakaian Bendera Sang Merah Putih oleh mereka yang tidak memiliki hak menggunakannya seperti terdapat pada Pasal 52a; Pasal 142a; Pasal 154a; dan Pasal 473.; (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 550), Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 dari Republik Indonesia dahulu tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah Untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 550), Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 302, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2361), Undang- Undang Nomor 14 PRPS Tahun 1965 Nomor 80), Undang-Undang Nomor 19 PNPS Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 81), Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301); (3) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1958 No.68); (5) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1958 tentang Penggunaan Bendera Kebangsaan Asing (Lembaran Negara Tahun 1958 No.69); (6) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1958 tentang Panji dan Bendera Jabatan; (7) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara; (8) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya; dan (9) Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan.
Undang-Undang ini diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan praktik penetapan dan tata cara penggunaan bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu kebangsaan dan mengatur tentang berbagai hal yang terkait dengan penetapan dan tata cara penggunaan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan, termasuk di dalamnya diatur tentang ketentuan pidana bagi siapa saja yang secara sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang ini.

Namun ada beberapa hal yang patut dicermati dalam UU ini terutama dalam hal tindak pidananya silahkan lihat pada uraian dibawah ini di bawah ini.

Bendera

Pasal 24 a jo Pasal 66
Setiap orang dilarang: (a) merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00

Pasal 24 b atau c atau d atau 3 jo Pasal 67
Setiap orang dilarang: (b) memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial; (c) mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam; (d) mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan (e) memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00

Bahasa
Tidak ada larangan dan tidak ada ancaman pidana

Lambang Negara

Pasal 57 a jo Pasal 68
Setiap orang dilarang: (a) mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00
Pasal 57 b atau c atau d jo Pasal 69

Setiap orang dilarang: (b) menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan bentuk, warna, dan perbandingan ukuran; (c) membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan, organisasi dan/atau perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang Negara; dan (d) menggunakan Lambang Negara untuk keperluan selain yang diatur dalam Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00

Lagu Kebangsaan

Pasal 64 a jo Pasal 70
Setiap orang dilarang: (a) mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata- kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00

Pasal 64 b atau c jo Pasal 71
Setiap orang dilarang: (b) memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial; atau (c) menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00
Dalam pandangan saya, UU ini mempunyai keanehan tersendiri, misalkan pengaturan tindak pidana dalam penggunaan bendera, ketentuan lama dalam Pasal 154 a KUHP malah tidak dicabut padahal ketentuan ini pada pokoknya mempunyai kemiripan pada Pasal 24 a UU 24/2009. Hal ini dapat menyebabkan duplikasi tindak pidana hanya menyangkut persoalan perumusan norma delik yang sama


Ketentuan pidana dalam UU 24/2009 juga mempunyai gejala over kriminalisasi tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan daya kreativitas dari masyarakat seperti mengkriminalkan tindakan mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam, mengkriminalkan tindakan menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan bentuk, warna, dan perbandingan ukuran dan juga mengkriminalkan kreativitas seperti pada tindakan mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata- kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan
Selain itu terdapat perbedaan dalam perumusan norma ancaman pidana seperti dalam tindakan memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial atau adlam tindakan memperdengarkan, menyanyikan, ataupun

menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial; atau tindakan menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial. Tidak diperoleh keterangan kenapa terdapat perbedaan perumusan norma ancaman pidana tersebut.
Secara umum, saya berpandangan maksud dan tujuan pengaturan penggunaan bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan mempunyai maksud yang baik namun tetap masih sangat kental terhadap gejala over kriminalisasi dan ketiadaan landasan filosofis dalam perbedaan perumusan norma ancaman pidana

Rabu, 26 September 2018

Pengukuhan Pramuka Garuda Tingkat Kab.Sukabumi

Pramuka Garuda Kontingen Kwarran Sukalarang.
SURADE-Senin 24 September 2018 Merupakan hari yang begitu menggembirakan untuk para anggota Pramuka garuda kontingen sukalarang, pasalnya setelah mengikuti giat pemantapan yang diadakan selama dua hari di asrama satradar 216 TNI AU cibalimbing mereka resmi dikukuhkan secara simbolis oleh Kak Marwan Hamami selaku Bupati Kabupaten Sukabumi Sekaligus Kak
MABICAB Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga :

Tanda Pengenal Dalam Gerakan Pramuka 
 Sejarah Bendera Merah Putih
Siswa SDN Pangestu mengikuti Giat Pramuka Garuda 
 
Pengukuhan Pramuka Garuda Oleh Kak Marwan Hamami Selaku Bupati Sekaligus KAK MABICAB Kab. Sukabumi.
Pada Acara Giat Pemantapan pramuka garuda sebelumnya para anggota pramuka kontingen kwarran sukalarang mengikuti penuh dari mulai acara dibuka dan sampai pada hari berikutnya yakni upacara HUT Pramuka Kabupaten Sukabumi.

Photo Bersama Bupati Kab. Sukabumi Kak Marwan Hamami dan Para Penerima Penghargaan.
Hal ini juga menjadi sebuah kebanggaan bagi para pengurus Kwartir Ranting Sukalarang sendiri, karena telah mendapat penghargaan sebagai kwartir ranting yang mengirimkan anggota pramuka garuda paling banyak se Kabupaten Sukabumi.

Siaga Garuda Kwartir Ranting Sukalarang.


Pramuka Garuda Kak Tian & kak Ganjar Ber Photo Bersama
Kak Kwarran.
Pencapaian ini tidak lepas dari usaha Para Pembina di Gugus Depan yang terus menerus melatih dan mendidik para anggota pramuka di GUDEP nya Masing - masing, dan berikut adalah Gugus Depan yang telah berhasil melahirkan Calon - Calon Pramuka Garuda di Kwartir Ranting Sukalarang :


1. SMPN 1 Sukalarang dengan Jumlah 14 Orang Penggalang Garuda.
2. SDN Pangestu dengan 1 orang Penggalang Garuda.
3. Pondok Pesantren Assyafiiyah dengan jumlah 4 Siaga Garuda 2 Penggalang Garuda dan 10 Penegak Garuda.
4. MA Darul Ihsan berjumlah 1 Orang untuk Penegak Garuda.

Kak Noval Satu - satunya pramuka Garuda Dari SDN Pangestu Ber Photo Bersama Kedua Orangtuanya.
Ketua Kwarran Kak Ujang Supyani Menerima Penghargaan Dari Ketua Kwarcab Kak Muhamad Solihin.

Kunjungi FB Kami yah dan klik sukai >> Pramuka SDN Pangestu

Siswa SDN Pangestu Mengikuti Giat Pemantapan Pramuka Garuda

 SURADE-Naoval Ghaly Pamungkas, itulah namanya, yah, salah seorang siswa kelas 6 B SDN Pangestu telah berhasil mengikuti Giat pemantapan Pramuka Garuda Kab. Sukabumi yang diadakan pada tanggal 23-24 September di Lapang Satuan Radar 216 TNI-AU Cibalimbing Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi.

Giat pemantapan ini juga di ikuti oleh anggota pramuka Garuda se kabupaten Sukabumi, termasuk juga dari kwartir ranting sukalarang

Hal ini merupakan capaian terbaik sekaligus merupakan suatu kebanggaan bagi para Guru, Orang Tua dan juga teman-temannya di sekolah.

Sementara itu Kepala Sekolah Sekaligus mabigus Drs.Iwan Nurmawan Mengaku sangat bangga dengan pencapaian yang berhasil diraih oleh kak Naoval ini.


Begitu juga tanggapan dari Pembina Pasukan yang mengatakan sangat bangga dan berharap bisa menjadi Motivasi bagi anggota lainnya, dan berharap agar yang bersangkutan bisa melanjutkan ke tingkat berikutnya (SMP) dan terus menggali potensi dirinya.

Ia berharap anaknya ini tidak merasa puas dengan pencapaian yang diraihnya saat ini, dan agar terus melanjutkannya ke jenjang pramuka berikutnya, sehingga bisa terus menjadi yang terbaik.


Kunjungi Fb dan Klik Sukai > > Pramuka SDN Pangestu